Modernitas dianggap sebagai puncak perkembangan
masyarakat manapun yang lantas dijadikan sebagai pedoman untuk bergaya hidup
serba lebih “wah” dan baru agar tidak dikatakan ketinggalan zaman.
Hal seperti ini tentu saja banyak manfaatnya. Tetapi
di luar manfaat pasti juga ada mudlaratnya. Berbagai contoh budaya luar yang
bertentangan dengan ajaran Islam bisa kita lihat, misalnya melalui televisi,
majalah, maupun internet. Hal yang tampaknya baru inilah yang akan menarik bagi
masyarakat, terutama para remaja.
Remaja semakin kebingungan mencari trenseter.
Bingung memilih mana dan siapa yang patut dijadikan panutan dalam bermode dan
bergaul tanpa peduli bahwa apa yang diikuti itu pantas atau tidak. Di jalur
agama atau tidak. Mereka lupa, bahwa kita hidup di Indonesia yang punya
kebudayaan sendiri. Kebudayaan yang sesuai dengan jiwa keindonesiaan yang
santun, yaitu kebudayaan yang dilandasi dengan agama.
Di tengah-tengah hingar-bingarnya modernitas, kita
sebagai remaja muslim wajib mempertahankan bahkan mengembangkan budaya Islami.
Budaya islami yang bisa dijadikan tameng dalam memfilter budaya-budaya asing
yang dirasa negatif dan kurang cocok dianut. Karena pada dasarnya telah
disebutkan dalam Qur’an surat Ar-Ra’du: 11
Artinya : Sesungguhnya
Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sebelum mereka mengubah pada dirinya.
Saat ini, alhamdulillah kita bisa melihat
perkembangan lagu-lagu islami pada aliran pop
maupun rock. Seperti yang dibawakan oleh band Ungu, Gigi, Dewa 19, dll.
Belum lagi para penyanyi solo mulai Iwan Fals, Afgan, dan lain-lain.
Perkembangan kesenian islami yang menggembirakan ini diikuti pula dengan
perkembangan mode baju muslim yang semakin variatif. Sehingga umat Islam yang
menutup auratnya kini tidak lagi malu hanya karena memakai baju panjang dan
berkerudung yang dulu terkesan “ndesa”. Hal seperti ini justru menggali potensi
dan membuka lapangan kerja bagi masyarakat untuk selalu berinovasi dan
berkarya.
Semakin banyak orang yang pandai, semakin banyak yang
mengembangkan ajaran Islam dengan perantara budaya yang islami pula. Dengan
budaya Islam, berarti dakwah Islam bisa berjalan, yakni menitikberatkan pada
gerakan moral, intelektual, dan ilmu pengetahuan, serta pembinaan kesadaran
beragama yang merupakan landasan etika sekaligus hidup bermasyarakat. Hal ini
juga pernah dilakukan oleh Rosulullah beserta para sahabatnya yang mampu
merubah sisi negatif perkembangan masyarakat pada masa itu menjadi lebih modern
yang islami. Sebagaimana disebutkan dalam surat Al-Ahzab : 21
Artinya : Sesungguhnya
di dalam diri Rosulullah itu terdapat teladan yang baik bagimu
Dengan menjalankan kehidupan modern tetapi tidak
meninggalkan nilai-nilai islam, yakni mengembangkan kebudayaan ataupun
kebiasaan yang berciri Islam, insyaallah kita sebagai remaja muslim, akan bisa
menyelamatkan adik-adik kita di masa mendatang dari setan-setan kemodernan. Jika
dalam melakukan segala sesuatu kita berpijak pada agama, kita yakin negara
Indonesia di masa mendatang terselamatkan dari generasi yang tak berpendirian.
Mgr, 8 November 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar